Di tengah gempuran tren media sosial, ngopi hits, konser mahal, hingga promo belanja online, nggak sedikit Gen Z yang mengeluh susah banget buat menabung. Rasanya, baru gajian hari ini, saldo sudah tinggal sedikit di minggu berikutnya. Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) juga bikin banyak anak muda rela menghabiskan uang demi pengalaman atau barang kekinian, meski akhirnya bikin keuangan megap-megap. Nah, di sinilah muncul istilah soft saving yaitu cara menabung yang lebih santai, fleksibel, dan dinilai paling cocok buat generasi muda zaman sekarang.
Apa Itu Soft Saving?
Soft saving bisa dibilang cara menabung yang nggak terlalu kaku. Beda dengan metode tabungan konvensional yang mewajibkan kita disiplin setor nominal tertentu setiap bulan, soft saving lebih fleksibel dan menyesuaikan kondisi keuangan.
Konsepnya sederhana: tetap menabung, tapi dengan pendekatan yang ringan. Nggak masalah nominal kecil, yang penting rutin. Bahkan, uang tabungan boleh dipakai saat darurat.
Kenapa soft saving makin populer? Karena banyak Gen Z merasa metode menabung yang keras justru bikin stres. Soft saving hadir sebagai kompromi antara keinginan hidup nyaman sekarang dan kebutuhan aman di masa depan.
Kenapa Gen Z Cocok dengan Soft Saving?
Ada beberapa alasan kenapa soft saving pas banget buat Gen Z:
- Gaya Hidup Dinamis
Gen Z ingin menikmati hidup sekarang seperti traveling, nongkrong, atau beli gadget terbaru. Soft saving nggak melarang itu, asalkan tetap ada porsi yang disisihkan.
- Nggak Bikin Stres
Menabung terasa lebih ringan karena nggak harus memaksa angka besar setiap bulan.
- Fleksibel
Jika butuh dana darurat, tabungan soft saving bisa digunakan tanpa rasa bersalah.
- Mudah Diatur
Banyak aplikasi keuangan atau fitur digital yang bikin soft saving makin praktis.
Cara Menerapkan Soft Saving
Buat kamu yang mau coba soft saving, ini beberapa langkah simpel yang bisa mulai diterapkan:
- Sisihkan Uang Kecil tapi Rutin
Nggak harus langsung Rp1 juta sebulan. Mulai saja dari Rp10.000 – Rp20.000 sehari. Kalau konsisten, lumayan juga jumlahnya di akhir bulan.
- Gunakan Aplikasi Keuangan
Sekarang banyak aplikasi dompet digital yang punya fitur “kantong” terpisah. Misalnya, kamu bisa bikin “kantong liburan,” “kantong darurat,” atau “kantong beli gadget.”
- Buat Tabungan yang Fleksibel
Kalau tabungan konvensional terkunci, soft saving justru boleh diambil saat kepepet. Tapi tetap disiplin: ambil hanya kalau benar-benar darurat.
- Tetapkan Tujuan yang Realistis
Soft saving lebih efektif kalau punya tujuan. Misalnya, “Mau liburan ke Bali akhir tahun,” atau “Mau beli laptop baru.” Target membuatmu lebih semangat menabung.
- Rayakan Progress Kecil
Capai target mingguan atau bulanan? Rayakan dengan treat kecil (tapi jangan kebablasan). Biar semangat tetap terjaga!
Contoh Soft Saving ala Gen Z
Biar lebih kebayang, ini beberapa cara soft saving yang sering dipakai Gen Z:
- Nabung lewat E-Wallet
Simpan sisa saldo belanja online ke kantong tabungan di aplikasi dompet digital.
- Cashback Ditabung
Daripada cashback habis buat belanja impulsif, langsung pindahkan ke rekening tabungan.
- Receh Challenge
Setiap pulang kerja, masukkan koin atau uang receh ke celengan. Kelihatannya kecil, tapi lumayan kalau dikumpulkan.
- Manfaatkan Fitur EWA (Earned Wage Access)
Contohnya di VENTENY Employee Super App. Kalau tiba-tiba butuh uang sebelum gajian, kamu bisa tarik sebagian gaji yang sudah kamu peroleh, tanpa bunga. Jadi, tabunganmu tetap aman, nggak terganggu.
Penutup
Soft saving memang bukan cara menabung tradisional. Tapi, di era Gen Z yang penuh dinamika, cara ini jadi solusi menabung yang lebih realistis dan nggak bikin stres. Kamu tetap bisa menikmati hidup hari ini, sekaligus punya pegangan untuk masa depan.
Ingat, soft saving bukan berarti boros. Yang penting, kamu tahu batas dan disiplin dalam mengelola keuangan. Mau hidup nyaman sekarang dan aman di masa depan? Soft saving jawabannya!