Karir & ProfesiMei 21, 2025

The Art of Yapping: Seni Berkomunikasi di Kantor

Pernah nggak sih kamu merasa habis ikut meeting selama satu jam tapi selesai cuma bawa kebingungan? Atau, ada momen di mana kamu pengin fokus kerja, tapi teman sebelah asyik ngoceh soal drama semalam? Selamat datang di dunia kerja, tempat di mana ‘yapping’ alias ngobrol, baik penting atau sekadar basa-basi jadi bagian sehari-hari.

Tapi, sebenarnya yapping itu buruk atau justru berguna? Jawabannya: tergantung.

 

Kenapa Komunikasi Itu Penting di Dunia Kerja?

Dalam lingkungan kerja, komunikasi bukan sekadar menyampaikan pesan, tapi juga membangun kepercayaan, menjembatani ide, hingga mendorong kolaborasi. Tim yang komunikasinya sehat biasanya lebih solid dan minim drama.

Apalagi sekarang, banyak perusahaan yang menerapkan sistem kerja hybrid atau remote. Komunikasi yang jelas dan efektif jadi krusial agar pekerjaan tetap jalan dan semua orang on the same page.

 

Saat Ngobrol Jadi Hambatan: Yapping yang Gak Produktif

Sayangnya, tidak semua bentuk komunikasi itu produktif. Kadang, yang niatnya mau diskusi malah berubah jadi debat panjang. Yang harusnya rapat 15 menit, molor jadi sejam tanpa hasil yang konkret. Ini yang disebut yapping nggak produktif.

Contohnya:

  • Meeting tanpa agenda yang bikin topik melantur.
  • Obrolan panjang soal masalah, tapi nggak ada yang kasih solusi.
  • Interupsi terus saat orang lain berbicara.

Yapping yang seperti ini bisa jadi toxic kalau dibiarkan. Selain menyita waktu, juga bisa menurunkan semangat dan fokus tim.

 

Seni Berkomunikasi yang Efektif

Nah, biar yapping kamu gak sia-sia, ada beberapa hal yang bisa dilatih agar komunikasi di kantor jadi lebih berkualitas:

  • Punya tujuan saat bicara: Sebelum mulai ngomong, pikirin dulu, kamu mau menyampaikan apa? Mau minta bantuan, kasih update, atau kasih ide?
  • Dengar dulu, baru respon: Kadang kita terlalu fokus mikir jawaban, sampai lupa dengerin orang. Padahal, mendengarkan itu bagian penting dari komunikasi efektif.
  • Gunakan waktu dengan bijak: Waktu adalah aset. Bicaralah singkat, padat, jelas. Kalau bisa disampaikan dalam dua menit, kenapa harus lima belas?
  • Adaptif dengan lawan bicara: Gaya komunikasi kamu harus fleksibel. Cara kamu ngobrol dengan rekan kerja beda dengan saat bicara ke atasan atau klien.

 

Komunikasi Sehat = Tim yang Lebih Solid

Komunikasi yang baik bisa menyelesaikan banyak hal sebelum jadi masalah. Tim yang saling terbuka dan menghargai pendapat satu sama lain biasanya lebih kompak dan efisien. Konflik pun bisa dicegah karena semua orang merasa didengar dan dihargai.

Dan ingat, komunikasi itu bukan soal siapa yang paling banyak ngomong, tapi siapa yang bisa membuat obrolan jadi bermakna.

 

Dukungan dari Teknologi: Gunakan Alat yang Tepat

Sekarang, ada banyak tools yang bisa membantu komunikasi di kantor tetap rapi dan efisien tanpa harus banyak ngoceh. Platform seperti Slack, Trello, Zoom, hingga Google Workspace bisa memfasilitasi diskusi, kolaborasi, bahkan brainstorming jarak jauh.

Gunakan fitur “chat” atau “comment” untuk menyampaikan ide, bukan semuanya harus dibicarakan langsung. Komunikasi juga bisa dilakukan secara tertulis, terstruktur, dan bisa ditinjau ulang kapan saja.

 

Bicara Boleh, Tapi Harus Bermakna

Ngobrol itu penting. Tapi bukan berarti semua harus dibicarakan tanpa arah. Di balik seni yapping yang kadang terlihat sepele, ada nilai komunikasi yang bisa membangun atau justru meruntuhkan kerja tim.

Mulai sekarang, yuk ubah cara kita berkomunikasi. Bukan soal seberapa sering kamu bicara, tapi seberapa besar dampak dari apa yang kamu sampaikan. Karena di dunia kerja, satu kalimat bermakna lebih bernilai daripada satu jam rapat yang sia-sia.

author avatar
Dimas Putra