Pernah dengar ungkapan, “first impression matters”? Dalam dunia kerja, kesan pertama ini bisa dimulai bahkan sebelum kamu bertemu HRD yaitu dari surat lamaran yang kamu kirimkan.
Banyak pencari kerja fokus mempercantik CV, tapi lupa bahwa surat lamaran juga punya peran besar. Ibaratnya, CV itu seperti profil media sosialmu, tapi surat lamaran adalah DM pertama yang menentukan apakah kamu akan dibalas atau diabaikan. Nah, kalau kamu ingin dipanggil ke tahap selanjutnya, surat lamaran yang kamu kirim gak bisa ditulis asal-asalan.
Masih Perlu Surat Lamaran di Era Digital? Jawabannya: Iya!
Meski banyak proses rekrutmen sudah serba digital dan instan, bukan berarti surat lamaran jadi usang. Justru di tengah banjirnya pelamar kerja, surat lamaran bisa menjadi pembeda yang bikin HRD tertarik membaca lebih lanjut.
Surat lamaran memberi kamu ruang untuk menjelaskan secara personal:
- Kenapa kamu tertarik dengan posisi tersebut?
- Apa yang membuat kamu cocok dengan perusahaan itu?
- Cerita singkat tentang pengalaman yang relevan atau pencapaian yang ingin kamu sorot.
Surat ini bisa menunjukkan karakter, motivasi, hingga cara kamu berkomunikasi secara profesional. Ini bukan cuma formalitas, tapi ajang kamu “jualan diri” dengan gaya yang lebih manusiawi.
Kesalahan yang Masih Sering Terjadi
Banyak surat lamaran gagal mencuri perhatian karena melakukan kesalahan berikut ini:
- Copy-paste mentah dari internet. Gaya bahasanya kaku dan tidak personal, bahkan kadang lupa ganti nama perusahaan atau posisi.
- Terlalu panjang dan muter-muter. HRD nggak punya waktu baca dua halaman penuh cerita hidupmu.
- Terlalu umum. Tidak menyebutkan jabatan yang dilamar atau tidak nyambung dengan isi CV.
- Bahasa tidak sesuai. Terlalu santai seperti chatting, atau sebaliknya terlalu formal hingga terasa seperti surat zaman kolonial.
- Tidak ada penutup yang kuat. Hanya sekadar “Demikian surat ini saya buat, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih” tanpa meninggalkan kesan.
Tips Menulis Surat Lamaran yang Menarik Perhatian
Tenang, menulis surat lamaran yang efektif itu bukan hal yang sulit, asalkan kamu tahu kuncinya:
- Buka dengan sopan tapi tetap hangat. Gunakan salam yang profesional, lalu perkenalkan dirimu secara singkat.
- Langsung ke poin penting. Ceritakan kenapa kamu tertarik melamar di posisi tersebut dan apa yang membuat kamu cocok.
- Tampilkan sisi personal yang relevan. Misalnya, pengalaman atau minat yang nyambung dengan pekerjaan yang dilamar.
- Gunakan bahasa yang profesional tapi tetap luwes. Hindari kalimat berbunga-bunga atau terlalu baku.
- Tutupi dengan ajakan positif. Misalnya, “Saya sangat antusias untuk bisa berdiskusi lebih lanjut dalam sesi wawancara.”
- Baca ulang sebelum dikirim. Periksa ejaan, kesalahan ketik, dan pastikan nama perusahaan serta posisi sudah benar.
Jangan Remehkan Hal Satu Ini…
Surat lamaran memang hanya satu halaman, tapi dampaknya bisa sejauh kariermu ke depan. Saat kamu meluangkan waktu untuk menulis dengan niat dan ketulusan, itu akan terasa. HRD bisa membedakan mana surat yang ditulis asal dan mana yang benar-benar menunjukkan motivasi.
Jadi, mulai sekarang, jangan cuma fokus memperbaiki CV. Luangkan waktu untuk menulis surat lamaran yang menunjukkan siapa kamu sebenarnya. Karena bisa jadi, dari satu halaman itulah, pintu kesempatan besar mulai terbuka.